Thursday, March 09, 2006

Ini Aquathermal bukan Geothermal

Semakin masuk kedalam perut-bumi maka temperatur batuan akan semakin meningkat. Rata-rata suhu akan naik 30-50 derajat Celsius setiap 1 Kilometer angka ini disebut sebagai gradien geothermal. Didaerah yang makin dekat dengan dapur magma gunung api tentunya peningkatan suhu ini juga akan semakin besar.

Tahukah anda berapa suhu geothermal yg ada di Bedugul Bali ? sekitar 250-300 C. Sangat panas tentunya karena daerah lapangan pengembangan eenergi geothermal yg kita kenal adalah bersuhu tinggi dan yg nantinya dimanfaatkan adalah uap panasnya atau "steam". Tekanan uap panas ini yang dipakai sebagai penggerak turbin. Dalam pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) pada prinsipnya sama seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Pada PLTU uap dibuat di permukaan menggunakan boiler, panas dari boiler ini dihasilkan dari pembakaran batubara atau BBM. Sedangkan pada PLTP uap berasal dari reservoir panas bumi yang disediakan oleh alam.

Kalau geothermal energi yg sudah banyak dikenal ini memanfaatkan uap panas sebagai energi penggerak tentunya diperlukan suhu yg sangat tinggi, seperti yang ada di lapangan-lapangan geothermal. Namun panas yg disebabkan karena kenaikan suhu batuan yg mendekati intibumipun sudah menghasilkan air panas. Ada yg menyebutnya sebagai sumber energi aquathermal. Namun tentusaja temperaturnya tidak setinggi di daerah geothermal akibat volkanik yang ada di dekat gunungapi.

Di Alberta, Canada suhu air dalam reservoir minyak dalam yg dibor oleh perusahaan minyak mencapai suhu 140 C. Bandingkan dengan suhu Bedugul yang diatas 250 C !. Namun ternyata suhu yg lebih rendah inipun sudah mampu untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi. Dalam majalah Explorer-AAPG edisi Desember 2005 disebutkan potensial panasnya air dalam batuan reservoir ini sudah setara 5 trilloin barel minyak:

The Alberta Geological Survey (AGS) and the Alberta Research Council (ARC) have teamed up to study the technical and economic feasibility of harnessing Alberta's low temperature (10 to 40 degrees Celsius) to medium temperature (40 to 140 C) geothermal resources. Preliminary estimates suggest that -- given current technologies -- the potential energy locked in Alberta's geothermal waters is on the order of two to five trillion barrels of oil equivalent.
Panas yg hanya 140 C ini saja jelas sudah dikenal oleh mereka yg bekerja di perusahaan minyak Karena suhu reservoir minyak di Indonesia ini juga memiliki suhu sekitar 130-150 der C. Nah berapa jumlah sumur minyak tua dan ditinggalkan yg dapat dimanfaatkan di Sumatra Tengah, Sumatra Selatan, Kalimantan, Jawa dll ?

Kalau yg bersuhu 140C saja sudah dapat dimanfaatkan mengapa rentetan gunungapi di Indonesia ini sulit sekali bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya energi yang utama?
Tentunya ini tantangan buat Indonesia untuk memanfaatkan potensi sabuk api (ring of fire) sebagai sumber daya yg dimanfaatkan, tidak hanya dianggap sebagai sumber bencana tentunya

Ada sesuatu yg harus diubah dibenak kita, bahwa ring of fire yg melewati Indonesia ini juga menyimpan segudang energi. Dan geothermal energi yg dapat dimanfaatkan tidak harus bersuhu tuinggi seperti yg ada didekat gunung api ... dan teknologinya sudah ada (lihat sitiran diatas).

So, what do you think ?


RDP
reference`: http://www.aapg.org/explorer/2005/12dec/geothermal.cfm

6 Comments:

At 3/09/2006 08:51:00 PM , Blogger Minarwan (Min) said...

Di Tanjung Mornington negara bagian Victoria, geothermal dimanfaatkan untuk permandian air panas, atau kerennya "spa". Lalu di New Zealand, uap panas itu digunakan untuk "menghangatkan" air yang akan digunakan untuk tambak udang. New Zealand dingin seh.

Kalo di Indonesia, yang paling penting mestinya untuk listrik, tapi teknologinya harus murah meriah. Nah bikin teknologi pengolahan dan pemanfaatan uap geothermal ini yang susah kali yah.

 
At 3/09/2006 08:54:00 PM , Blogger Rovicky Dwi Putrohari said...

Tergantung listriknya untuk apa dulu, kalau listriknya untuk pemanas, ya ngapain harus dikonversi ke listrik ?
Setiap konversi energi pasti tidak akan memiliki efisiensi 100%. Pasti ada yg hilang. Jadinya ya hindari konversi energi.

 
At 3/10/2006 08:34:00 AM , Anonymous Anonymous said...

Daerah yg mengandung energi panas bumi yang besar terletak di gunung2 dan hutan2 jadi mungkin susah untuk membangun powerplantnya dan transmisi listriknya ke konsumen. Saya pikir yag paling cocok dan masih sangat sedikit sekali dimanfaatkan di Indonesia adalah tenaga air.

Di Indonesia juga banyak sekali yang memanfaatkan geotermal untuk mandi air panas di desa2 kecil. di sumatra utara banyak.

 
At 3/12/2006 02:51:00 PM , Anonymous Anonymous said...

pak, yg jadi pertanyaan saya, apakah setipa reservoir minyak itu juga mengandung air?terus apakah sumur2 tua itu juga masih mengandung air...
belum lagi kualitas airnya, jangan2 harus dilewatkan RO dulu biar bisa dipake mandi dan ga bau minyak :P

 
At 3/12/2006 02:57:00 PM , Blogger Rovicky Dwi Putrohari said...

Hampir setiap batuan reservoir di dalam bumi ini mengandung air. Ya, hampir semua sumur minyak akan menembus lapisan yg mengandung air.
Harus aku perjelas, bahwa yg dimanfaatkan buar airnya tetapi kalor atau panas airnya. kemuadia airnya disuntikkan kembali kedalam air. Panasnya air yg 140 degC ini yg dapat dipakai sebagai sumber energi.

Salam

 
At 1/20/2009 12:49:00 PM , Anonymous Anonymous said...

Betul, potensi sumber energi panas bumi (geothermal) di Indonesia merupakan paling besar di dunia, setidaknya 5 tahun ke belakang (saat ini, Amerika paling besar).
Dengan "ring of fire"-nya, banyak sekali potensi panas bumi di Indonesia yang termasuk "high temperature" (lebih dari 225 deg C), umumnya berasosiasi dengan gunungapi.
Sedangkan negara lain, hanya "medium-low temperature" saja kebanyakan. Amerika sekalipun, mereka hanya lebih maju di teknologi. Saat ini mereka telah mampu memproduksi uap "steam" dari panas yang terkandung dalam batuan (hot dry rock) melalui proses injeksi air.
Oleh karena itu, di Indonesia hanya butuh teknologi dan iklim investasi yang "sedikit" menguntungkan investor. Karena, saat ini kebanyakan perusahaan panas bumi di Indonesia belum bisa dikatakan ekonomis dengan nilai listrik yang di bawah kekekonomiannya (singel buyer PLN), hanya di bawah 7 sen/kW..
Menyedihkan..!
Adapun Bedugul, dengan pitensi yang besar, investor yang sudah masuk terancam rugi karena kebijakan pemerintah yang tidak mampu mengakomodir aspek sosial dan budaya masyarakat Bali.
Kasian ya..!

 

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home