Friday, June 30, 2006

Glung - Bleg, dan Danau Bantul di Jogja !

Berhubung templeteku ngaco (returnnya amburadul) aku pindah aja ke rovicky.wordpress.com
Kalo pingin liat yang rapi klick aja ke sana

Fenomena bunyi glung dan bleg yang terdengar di Imogiri ini emang aneh. Lah namanya juga Jogeja kalau ndak ada yg berbau mistik bukan berita lah yaw. Yang lucunya lagi bunyi ini katanya terdengar berbunyi glung sebelum gempa dan berbunyi bleg setelah gempa.


Nah ini dia menurut seorang dosen di Jogeja, yg dilansir sebuah harian di Jogja, suara "glung" karena "growong" (ada lubang kosong), trus sekarang berbunyi bleg karena sudah terisi sewaktu gempa.
Kayaknya sih nalarnya bagus kan ? Tapi ...
Duh piye apa iya "warna suara" bunyi yg diucapkan dipakai sebagai bahan acuan ilmiah ya ?
Lah wong suara "jago kluruk" saja beda-beda suaranya je. Coba tanya sama orang Sunda gimana bunyi jago berkokok ? "Kongkorongoook" !, trus ada yg bilang "Or ok ok ok !". Trus tanya bule yang sliweran lewat itu, "cock-a-doodle-doo" tanya aja gimana suara pistol "Bang ... Bang ... !". Ini membuktikan bahwa jenis suara yg ditirukan manusia suara tidak dapat dipakai secara ilmiah menjelaskan gejala alam dengan sederhana begitu. Iya ndak, sih ?

Penjelasan lain yg dilakukan oleh Staff Geologi UGM lebih logis, lah iya wong sesuai dengan geo-logis. Bahwa suara itu barangkali proses stabilisasi dari batuan yg sempat tergerak mendadak ketika gempa. gerak-gerak stabilisasi ini yg menimbulkan suara dan menyebabkan getaran aftershock. Jadi kalau disesuaikan dengan logika teori gempa yang lain hal ini sepertinya ok saja. Dijelaskan juga bahwa adanya suara-suara setelah gempa itu hanya ada di Jogeja.

Kayaknya emang Jogeja itu seperti dunia lain yang selalu ada "penampakan" aneh dan misterius ya.

Penjelasan Irwan Meilano kawan saya yang sedang ambil Post Doc di Jepang menjelaskan dengan teori gelombang begini katanya,

High-frek P-wave apabila sangat dangkal akan menghasilkan suara yg bisa kita dengar lansung (kalo dilaut disebut juga T-wave (acoustic wave)). Sesudah high-frek P-wave yg amplitude-nya sangat kecil, baru low-fre P-nya datang dan terasa goyangan..dan sesudah itu baru S-wave yg lebih bergetar.

Kemungkinan gempa susulan yg banyak di imogiri sangat dangkal dan terdengar jelas apabila kita berada cukup dekat dengan sumber.

Alhamdulillah sekali saya pernah mendengar gelombang ini sewaktu survey di suatu wilayah sesudah gempa di jepang. Terdengar seperti suara yg berat dan sedikit bergema. gluunggg......

Nah, penjelasa Irwan ini ngilmiah banget ya, lah wong dia itu Doktor pergempaan je. Nah gelombang gempa yg 'ditangkap" Irwan di gunung kidul kemarin seperti disebelah itu.

Mudahnya gimana ya ?
OK gini aja, gempa itu kan seperti gelombang juga seperti yg sudah saya gambarkan sebelumnya disini tentang tanda-tangan gempa. Gelombang-gelombang getaran gempa ini memilki rentang frekuensi yag berbeda-beda. Seperti juga suara yg kita dengar yg terdiri dari gelombang berbagai frekuensi. Suara dengan frekuensi rendah yg kalau di speaker itu terdengan nge"bass" yg menggetarkan dada dan bisa kedengeran dari jauh "Dug ... jedug", dan ada juga suara frekuensi tinggi yang terdengar "kencring-kencring" ("trebble") yg bikin pekak telinga, namun tidak jauh.

Demikian juga dengan gelombang gempa. Gempa memiliki gelombang frekuensi rendah yg mampu menggetarkan dan menjalar jauuuuh, tapi saking rendahnya getaran ini tidak mampu didengarkan telinga. Nah, pada gelombang gempa ada juga frekuensi tingginya sehingga terdengar kuping manusia. Walopun termasuk frekuensi tinggi untuk ukuran gelombang gempa, getaran ini termasuk frekuensi rendah yang bisa saja terdengar glung atau bleg. Nah glung atau blung atau bleg, ini sudah sangat subjektif tidak bisa dipakai sebagai acuan.

Jadi bukan berarti glung masih kosong dan bleg sudah terisi kan ?
Jadi kalau gitu munculnya danau di Bantul sangat tidak beralasan ?
Yep, Pembentukan danau di bantul akibat gempa di Opak ini tidaklah beralasan.

Pembentukan danau akibat patahan ?

Jadi patahan tidak dapat membentuk danau ? ... upst tunggu dulu !
Patahan dapat membentuk danau, contohnya di Danau Ranau dan Danau Singkarak di Sumatra. Kedua danau ini dibentuk oleh adanya sesar atau patahan geser Sumatra, atau yg sering disebut Sesar Semangko. Patahan yang panjangnya ratusan kilo meter membelah sepanjang Pulau Sumatra ini telah membentuk sesar semangko. Kedalaman danau Singkarak ini 268 m. Bayangkan saja, kedalaman laut Jawa saja kurang dari seratus meter. Jadi patahan emang dapat membentuk danau yag suangat dalam. Bahkan bisa disebut laut dalam, lah wong laut dalam itu kedalamannya dita 200 meter, sedang danau singkarak ini 268 meter !!.

Taaaaaapiiii

Nah ... jangan takut dulu lah yaw .... seperti yang sudah saya tuliskan tentang patahan-patahan di Jawa bahwa pembentukan patahan Sumatra ini sudah sejak jutaan tahun yang lalu. Oke lah anggap saja terjadi sejak sejuta tahun yang lalu maka kalau toh terjadi danau di mBantul maka akan terbentuk setelah sejuta tahun lagi .... walaaah ngapain takuut booo !. Anak cucu kita masih bisa menyelamatkan diri lah yaw.

Jadi memang benar ada danau yg dibentuk oleh patahan, memang benar patahan dapat membuat danau. Hanya saja tidak terjadi serta merta "mak blung !".

2 Comments:

At 7/01/2006 12:48:00 PM , Anonymous Anonymous said...

yth. pak rovicky,...

ups... saya melihat tulisan merah bapak dan kacaunya blogspot anda,... pasti karena anda mengubah template blogspot anda ya... wah memang susah karena add on yang telah kita tambahkan akan hilang dan lenyap [pengalaman pribadi]... wah.. sebenarnya sayang ya pak... tapi saya yakin bapak lebih pinter nyiasatinnya... kalau ada waktu luang please come to my blogspot. thanks

 
At 10/18/2006 05:02:00 PM , Anonymous Anonymous said...

sombong lu Mr_Useful

 

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home