Hydrogen - Ramah lingkungan, benarkah ?
Hydrogen merupakan unsur pembentuk air bila digabungkan dengan oksigen, Hydrogen fuel cell juga hanya akan memproduksi air sebagai "sampah"nya. Secara sepintas energi ini akan sangat-sangat ramah lingkungan. Uni-Eropa sudah memiliki roadmap pemanfaatan hidrogen ini sebagai bahan penyedia energi. Sudah dimulai sejak awal 2000 UE mengkampanyekan penggunaan hidrogen.
Bagaimana hydrogen fuel cell ini bekerja ?
Fuel Cell ini bekerja mirip seperti aki (accu), hanya saja reaksi kimia penghasil tenaga listrik ini menggunakan hidrogen dan oksigen yg bereaksi dan "mengalir" mirip seperti mengalirnya bahan bakar melalui sebuah motor bakar. Namun jelas tidak ada pembakaran (combusting) dalam proses pembangkit listrik ini. Ya, listrik ini timul mirip seperti aki mobil saja. Dengan demikian "limbah" dari proses ini hanyalah air murni yg aman untuk dibuang dimana saja. Klik gambar disamping utk memperbesar.
Namun ada hal yg sangat penting yang harus dimengerti mengenai hidrogen fuel cell ini bahwa tidak ada sumber hydrogen di alam. Tidak ada sebuah jebakan gas hydrogen di alam seperti jebakan gas atau jebakan minyak. Gas hidrogen harus dibuat, liquid hydrogen atau hidrogen cair harus diproduksi oleh industri.
Nah, dari mana energi pabrik penghasil hydrogen ini ?
Disinilah tempat bersembunyinya aspek lingkungan pada "hygdrogen fuel cell". Hydrogen dihasilkan oleh pabrik yg energi utamanya masih menggunakan fossil fuel (minyak, gas ataupun batubara) . Nah kemanakah CO2 hasil pembakaran di industri penyedia hydrogen fuel cell ini ? Beberapa plant di US dan EU memanfaatkan "reservoir" bawah tanah dengan menginjeksikan CO2 kedalam pori-pori batuan. Handling CO2 ini dianggap lebih ramah lingkungan ketimbang
pembakaran pada mesin transportasi yg "terpaksa" dibuang bebas di udara.
Dengan demikian hydrogen fuel cell dianggap sebagai salah satu cara untuk mempermudah "mengelola" CO2 akibat proses pembakaran fossil fuel (minyak, gas dan batubara). Sehingga yang harus diperhatikan adalah dimana powerplat penghasil hydrogen ini, karena disitulah penanganan CO2 hasil pembakaran akan di"kelola". Kebocoran reservoir ini juga akan sama saja dengan melepas limbah CO2 di alam bebas. Disinilah risiko penggunaan hydrogen dalam aspek lingkungan.
Harus selalu diingat bahwa hydrogen tetap hanya berfungsi sebagai "distributor energi" seperti energi listrik yg ditransmisikan melalui kabel.Picture source : Schlumberger oilfield review
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home