Monday, February 20, 2006

Energi alternatip dan harga energi


Dulu dianggap harga minyak diatas 25$US/bbl akan menghidupkan beberapa jenis energi alternatif karena semua harga produksi dikaitkan dengan harga minyakbumi saat itu. Sering orang lupa bahwa harga produksi segala jenis energi alternatip itu sendiri akhirnya mengikuti fluktuasi harga minyakbumi. Harga produksinyapun juga akan meningkat mengikuti meningkatnya harga minyakbumi.

Pada akhrinya nanti "harga energi is harga energi" ... apapun jenis sumber energinya. Itulah sebabnya setiap harga selalu dikaitkan dengn SBM (Setara barel minyak) bahkan akhirnya energi listrikpun dihitung balik atau selalu disetarakan dengan minyak. Inilah yg aku sebut "harga energi is harga energi".

Yang penting bagaimana kita menggunakan "energy resources" itu .. ini yang selalu membuat orang lupa, bahwa enegri saat ini bukan seperti energi masa lampau. Dahulu energi diambil sesuai dengan yg diperoleh. Energi gerak diambil dari kuda, energi panas diperoleh dari sinar matahari. Kemudian berkembang menjadi kemudahan memperoleh energi dengan menggunakan mesin, dimana akhirnya mesin2 transportasi lock-up dengan energi minyakbumi.
Suatu saat hukum fisika yg akan berlaku dalam menentukan harga energi, bukan sekedar hukum pasar. Dulu memang kita selalu saja terkesima dengan minyak, karena kemudahan2nya (mudah ditransportasi/ distribusi) dan dalam jangka pendek inilah yg terjadi di pasar energi dunia beberapa dekade yang lalu.

Saat ini globalisasi telah terjadi, jarak bukan lagi menjadi kendala utama dibumi. Sehingga transportasi energi hanyalah sedikit mengontrol harga besaran energi, semua akan menggunakan harga energi global atau paling tidak harga energi regional. Termasuk kita selalu membandingkan harga BBM di Singapore sebagai patokan harga riil BBM di region Asia tengara, karena Singapore tidak memiliki natural resources ini.

Permasalahan energi dunia ini akhirnya menjadi-njadi ketika kelangkaan energi minyak yg sudah terlanjur "lock-up" dengan semua mesin. Semua sudah "terlanjur" dengan mesin diesel serta premium.

Seperti yg sering saya gemborkan bahwa dahulu "hilang"nya batubara dipasaran energi dunia bukan karena kelangkaan batubara, tetapi karena minyak telah "masuk" sebagai sumber energi dengan segala kemudahannya. Nah ketika kemudahan minyak ini terkurangi atau tepatnya tersaingi karena era globalisasi yg memperpendek jarak, maka harga energi dunia menjadi dikontrol oleh ekonomi global atau paling tidak ekonomi regional.

Jadi kalau Indonesia akan mengembangkan energi alternatif (selain migas) hanyalah dengan sebuah niat mengganti dengan memberikan harga energi sesuai dengan hukum fisika. 1 BTU ya dihargai 1 BTU. 1Kwh disetarakan dengan jumlah energinya. Saya tidak anti subsidi, tetapi subsidipun harus memikirkan jenis2 energi ini. Walopun pada akhirnya subsidi akan hilang dengan hukum fisika dan hukum pasar.

Nah itu saja yg aku pikir kearah mana perkembangan harga energi global. Namun jelas pada level detil tentunya akan tidak sesederhana ini. Justru barangkali pada level ekonomi riil (present) barangkali akan ada kenytaan-kenyataan lain pada level detil ini.

RDP

3 Comments:

At 2/20/2006 09:34:00 PM , Anonymous Anonymous said...

Masing2 daerah kan memiliki potensi beda2, mestinya harga lokal akan berbeda dengan harga global donk ...

 
At 2/21/2006 06:43:00 AM , Blogger Rovicky Dwi Putrohari said...

Ya pada level detil harga energi ini lebih "disesuaikan" denganharga lokal. tulah sebabnya saya sangat antusias untuk memanfaatkan energi geothermal utk di Jawa dan Sumatra.

Nanti deh nulis tentang Geothermal
thx

 
At 5/29/2009 04:09:00 PM , Anonymous anshari said...

Yapp...Setuju dengan Geothermal.., tulis yang banyak yah pakde..., kalo boleh saya minta tolong donk di email kan ke saya juga bahan2 atau referensi geothermal..,

-an-
Mahasiswa s2 Geologi Pabum UPN

 

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home