Rock is my world
Mendengarkan lagu dari musik-musik cadas merupakan kegiatan sehari-hari di rumah, bahkan sering berebut dengan anak utk memutar cakram. Beberapa kegiatan lain juga termasuk menyetel dan menikmati tayangan-tayangan konser musik rock ini. Nah kalah menonton konser musik rock merupakan salah satu kegiatan yg jarang saya lakukan namun aku sempatkan diri untuk menontonnya btanggal 27 January 06 lalu
20th anniversary concert at the
Konser DreamTheater yg sebelumnya juga direncanakan di Jakarta terpaksa batal di Jakarta. Dan di South East Asia merka main di Jepang, Bangkok dan Singapore saja. Konser ulang tahun ke 20 group band ini cukup menarik bagi saya sebagai Geologist .... ya Geologist tentunya tidak heran dengan kata ROCK.
Alam ini selalu saja memainkan musik yg merupakan sebuah harmonisasi antara ritme-ritme serta alunan melodi yg tertuang dan tertulis menjadi rekaman batu yang selalu saja tiap hari saya setel di kantor. Music alam inipun bermacam-macam jenisnya. Musik alam yg terdengar secara merdu mendayu-dayu seperti alunan gelombang ini terrekam dalam batuan yg tersusun rapi seperti rekaman fasies batuan sedimen yg seragam teratur .... namun kadangkala rekaman-rekaman musik alam ini menghasilkan batuan-batuan kasar dengan ukuran tak beraturan seperti fasies volkaniklastik.
Musisi DreamTheater-pun bukan musisi yg tidak makan sekolahan. Semua pemain-pemainnya adalah jebolah Breklee Music. Sehingga pakem-pakem musicnya pun merupakan sebuah hasil olahan komposer yg secara akdemis mengenyam pendisikan music.
Bagi saya yang berprofesi sebagai pendengar dan penikmat musik alam, mendengarkan music DreamTheater ini bagaikan mendengarkan alunan "music tsunami", kadang mengentak-hentak .... hentakan-hentakan drum ini dimainkan dengan bagus oleh Portnoy ... Saking senengnya saya dengan penggebug drum Portnoy ini sayapun memiliki beberapa DVD permainan drumnya bahkan saya juga memiliki satu set drum TAMA, merek yg sama yg dipakainya yg sering dimainkan anak saya terkecil. Yang juga pernah ditegor satpam Apartment karena menganggu tentangga .... Blaik !
Konser yang berdurasi 3 jam ini pun tak terasa menggoyangkan kaki dan bahu saya selama konser ini berlangsung .... ya ... irama alam tidak harus mendayu-dayu seperti angin semilir sepoi dipantai ... irama alam bisa juga berupa tsunami yg menghentak ....Akhir konser 3jam ini ditutup dengan lagu Pull Me Under yg diaransir khusus dengan Metropolis.
Banyak hal yg menarik ketika saya ikutan menyaksikan konser ini ketika mendampingin anak saya menonton. Kebetulan ada bekas murid yg saya bimbing skripsi sewaktu kerja praktek Singgih ... dia hanya berkomentar .... "Orang yg paling tidak saya sangka bertemu disini adalah Mas Rovicky ... saya kira dirumah Mas Rovicky ini yang ada hanya batu dan buku ...". Singgih yang sarjana lulusan Geologi ini yang saat ini bekerja di Petronas ini dahulu ternyata juga pemain band di kampus.
Alam mengajarkan saya untuk mengenal semua jenis aliran harmoni. Aliran keras dan aliran lembut semuanya akan membentuk alam ini dalam kesetimbangan .... Tidak hanya music jazz, ndangdut, keroncong, blues ... namun musik keras rock jug aikut membuat dunia ini menjadi seimbang. Tidak hanya proses sedimentasi tide dominated delta, tidak hanya fluvial yg berfluktuasi rutin tahunan ... alam ini diselingi juga aliran music tsunami ... demi kesetimbangan alam ...
And all of natural processes in the past were recorded in the rock !
"Rock is my world !".
2 Comments:
Wah, Rovicky nge-Rock
anton
Mas Rovicky,
always nice to read people impression about the DT concert. Saya sendiri nonton di bkk karena kebetulan tinggal disini. Nonton di sgp ketemu anak2 dg kaos "When Dreamn Theater and Indonesia Unite" dong? Itu temen2 dari milis m-claro. Udah tau kan, atau malah jangan2 udah gabung? Kalo belum silahkan lho, berbagi pengalaman sesama penggemar clasicc rock, termasuk tentu saja DT !!!
m-claro-subscribe@yahoogroups.com
rgds,
Bayuindra.multiply.com
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home