Tuesday, May 30, 2006

Antisipasi bencana Jogja ternyata sudah saya posting sendiri setahun lalu

Semalam saya agak tercenung, ternyata antisipasi dini bencana geologi di DIY yg dilansir humas UGM sudah pernah dibuat January 2005 lalu setelah belajar dari Bencana Tsunami December 2004. Kok ya persis seperti berita Danny tentang perkiraan gempa di Sumatra setahun sebelumnya juga.

NOTE : INI BUKAN RAMALAN / PREDIKSI KAPAN AKAN TERJADI
Ini hanyalah antisipasi yang dapat diberikan oleh ahli kebumian (geoscientist). Kejadian ini bukan diramalkan, tetapi hanya memeberikan pengertian bahwa daerah ini mengandung bahaya yg memebrikan peluang untuk mungkin terjadipada suatu saat yg waktunya tidak mungkin diramalkan saat ini.

Berita tersebut ada IAGI Web disini.
http://www.iagi.or.id/index.php?name=News&file=article&sid=141

Berita yg saya posting ini berasal dari release UGM, yang sepertinya tidak populer, karena seolah dianggap latah pasca tsunami. Namun juga barangkali kelemahan komunikasi (sosialisasi) sehingga terkesan seolah-olah Jogja yg rawan gempa tektonik yg merusak tertutupi aktifitas Gunung Merapi. Yang saya heran mengapa saya memasukkan dalam kolom News - EarthQuake, karena biasanya saya memasukkan dalam kolom bencana alam ataupun longsor karena berhubungan dengan aktifitas Ibu Rita (ketua Jurusan T Geologi UGM) yg lebih saya kenal sebagai ahli bencana longsor.

EarthQuake !: ANTISIPASI DINI BENCANA GEOLOGI DI WILAYAH DIY
Belajar dari berbagai peristiwa bencana geologi (gempa, tsunami, letusan gunung api, tanah longsor dan banjir) yang telah terjadi di wilayah Indonesia, nampak bahwa upaya pencegahan, pengendalian, hingga langkah kesiap-siagaan (termasuk pula upaya peringatan dini) pada tahap sebelum terjadinya bencana (pra-bencana) relatif masih lemah atau kurang efektif. Karena lemahnya persiapan pada tahap pra-bencana ini, maka tahapan-tahapan manajemen bencana berikutnya, yaitu tahap saat bencana hingga pasca bencana, menjadi sangat sulit dilakukan. Hal tersebut diungkapkan Dr. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc dalam release yang disampaikan ke Humas UGM, Senin 3 Januari 2005.


Menurutnya, langkah untuk mencegah atau meminimalkan korban dan kerugian mutlak harus dilakukan pada tahap sebelum bencana, yaitu identifikasi daerah rentan bencana geologi disertai upaya diseminasi/sosialisasi daerah rentan bencana geologi disertai dengan penerapan peraturan pengembangan/ pembangunan wilayah secara ketat, pembelajaran untuk pemberdayaan masyarakat dan aparat di wilayah rentan bencana geologi, pemantauan secara terus-menerus di daerah rentan bencana untuk memperkuat system peringatan dini, serta penerapan berbagai teknologi sederhana dan tepat guna untuk pemantauan gejala awal bencana, termasuk pula pengendaliannya.

Ketua Jurusan Teknik Geologi UGM mengemukakan pula bahwa sebenarnya langkah identifikasi daerah rentan bencana geologi sudah dilakukan di wilayah Propinsi DIY, mulai dari puncak G. Merapi hingga di sepanjang wilayah pantai selatan DIY. Misalnya dari hasil penelitian yang dilakukan Jurusan Teknik Geologi UGM tahun 1998 – 2000, teridentifikasi bahwa beberapa wilayah di Pantai Selatan DIY rentan mengalami longsor dan reruntuhan batuan, banjir, gempa dan tsunami. Dari hasil penelitian tersebut maka disusun suatu peta rekomendasi untuk pengembangan wilayah pantai selatan, yang telah diserahkan pula ke beebrapa instansi yang berwenang. “Upaya ini tentunya perlu ditindak lanjuti dengan upaya sosialisasi, implementasi penataan ruang/ penerapan dan penegakan peraturan/ hukum, pembelajaran/ pemberdayaan masyarakat dan aparat, pemantauan hingga penerapan sistem peringatan dini dan teknologi pengendalian bencana,” tuturnya.

Ditambahkannya, belajar dari kejadian bencana longsor, tampak bahwa sebagian masyarakat pada saat ini telah mulai mampu mengenali lahan atau lereng yang rentan longsor, gejala awal longsoran akan terjadi, serta upaya untuk mengendalikan longsoran dengan teknologi sederhana. Bahkan beberapa warga di perbukitan Kulon Progo dan Perbukitan Menoreh juga sudah mulai secara sadar menyingkir atau berpindah dari lokasi rentan. Namun sayang sekali justru masyarakat yang berasal dari kota (dengan latar belakang ekonomi dan pendidikan tinggi) masih tetap ada yang beraktivitas bahkan merusak daerah rentan. Tidak sedikit pembangunan perumahan dilakukan pula di daerah rentan bencana banjir dan longsor. Tampaknya penegakan peraturan secara ketat di daerah rentan bencana perlu segera dilakukan. “Khusus untuk daerah rentan bencana yang sudah terlanjur banyak penduduknya, maka pemantauan gejala awal bencana serta pembelajaran/pemberdayaan masyarakat merupakan hal kunci. Dengan cara ini maka system peringatan dini dapat pula diterapkan secara efektif, dan diharapkan jumlah korban jiwa/ kerugian dapat dihindari atau diminimalkan,” tegasnya.

(Humas UGM)
http://www.iagi.or.id/index.php?name=News&file=article&sid=141

Tidak ada tsunami di Jogja - Dengarkan Radio

Issue yang berkembang di Jogja cukup mengkhawatirkan. Banyak issue terutama issue tsunami. Usaha-usaha meyakinkan bahwa tidak ada tsunami selalu didengungkan, namun ketika teriakan tsunami membahana siapa saja tentusaja panik.

Secara ilmiah gempa yang terjadi di Jogja tidak akan menyebabkan tsunami, aling tidak utk dalam beebrapa tahun ini. Ada beebrapa alasan mengapa tidak ada tsunami ketika gempa tektonik di Jogja ini.

  1. Gempa ini terjadi di darat. Memang betul BMG memperkirakan lokasi epicenternya di laut, namun dua institusi lainnya (USGS dan EMSC) mempekirakannya di darat. JAdi sangat kecil kemungkinan terjadinya tsunami.
  2. Gempa tersebut akibat sesar (patahan) geser - Strike Slip. Tidak seperti patahan naik-turun yg menyebabkan adanya dislokasi vertikal, patahan geser ini tidak menyebabkan dislokasi vertikal secara optimum. Sehingga kemungkinan tsunami yang terjadi akibat dislokasi sesar geser menjadi kecil.
  3. Kalau terjadi gempa susulan maka kekuatan gempanya lebih kecil dari gempa utama. Tentusaja dislokasi yang terjadi semakin kecil dari yang utama.
Dengan demikian tidak perlu takut akan terjadi tsunami di Jogja. Bahkan kalau anda tahu siapa yg berteriak duluan, coba saja ditangkap dan dipegang itu provokatornya. Sekali lagi jangan panik. Saran yang paling tepat adalah dengarkan siaran radio, karena siaran radio lebih bisa dipercaya ketimbang teriakan seseorang yg sedang panik di jalan raya. Kewaspadaan tentusaja harus selalu dilakukan, karena kewaspadaan lebih penting dari sekedar ramalan.

Salam waspada.

Gunung Merapi dan Kegempaan di Jawa.

Saya barusaja diberitahu kawan bahwa ada juga catatan kegempaan di Jawa (jogja) yg pernah dikemukakan Dr. Danny Hilman.

From: Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)
[mailto:HAGI@LISTS.UNI-KARLSRUHE.DE] On Behalf Of Hery Harjono
Sent: Monday, May 29, 2006 9:04 PM
To: HAGI@LISTS.UNI-KARLSRUHE.DE
Subject: Re: [HAGI-Network] Mengapa pengamatan kita terlepas ?

Info u/ mas Rovicky,
Jogja pernah dilanda gempa hebat tahun 1867. Bisa jadi sebelum itu juga ada. Danny Hilman pada tanggal 25 April di Jogjakarta kebetulan mempresentasikan gempa 1867 ini pada International Symposium on Geothechnical Hazard Prevention, Mitigation and Engineering Response yang diselenggarakan oleh LIPI, IAGI, CODATA dan Int. En. Geology Assoc. Terimakasih semoga
bermanfaat.
Salam,
Hery Harjono
Info ini sangat-sangat bermanfaat terutama melihat adanya kemungkinan aktifitas Gempa Tektonik di masa lalu juga pernah tercatat. Dan seperti yang saya duga bahwa hampir setiap gejala gempa di Jogja dan sekitarnya lebih diasosiasikan akibat aktifitas G Merapi. Tidak (belum) terpikirkan bahwa itu aktifitas tektonik aktif. Dan mungkin yang lebih menarik adalah bahwa kemungkinan adanya hubungan antara aktifitas gempa tektonik dengan aktifitas G Merapi. Catatan yg dikemukakan Danny ini datingnya bisa jadi mirip dengan aktifitas G Merapi. Ini yg menjadi pelajaran dan barangkali "alert" buat G Merapi dalam dua minggu ini. Status Awas merapi mungkin masih perlu diteruskan, ini yang perlu dipikirkan bersama oleh para ahli.

Dan bukan hal yang aneh kalau Gempa Jogja selama ini tidak dipikirkan akibat gempa tektonik. Coba bayangkan 50 tahun yang lalu kalau ada gempa, siapa sih yg berpikir akibat aktifitas plate tektonik ? Lah wong teori plate tektonik saja belum lama kita kenal, kok. Mungkin saja kalau kejadian gempa ini terjadi 50 tahun yang lalu orang masih berpikiran adanya pertempuran penjaga Merapi dengan Penjaga Laut kidul ..... bahkan sekarang masih ada yg berpikir
begitu.

Informasi Dr Danny Hilman ini perlu ditindak lanjuti untuk melihat hubungan antara Merapi dengan kegempaan tektonik di Jawa (khususnya Merapi). Terutama setelah ilmu pengetahuan telah mencatat perkembangan-perkembangan baru termasuk dan berkembangnya teori plate tektonik, dan teori pergempaan sejak setengah abad yang lalu.

Salam Duka

Monday, May 29, 2006

Daerah itu terlepas dari pengamatan


Gempa Yogyakarta menelan korban lebih dari 4000 nyawa manusia. Peristiwa ini sangat mengagetkan dan menggegerkan siapa saja. Bagaimana tidak, ketika semua mata tertuju pada Merapi yag sedang bergejolak tiba-tiba sebuah daerah patahan (fault/rupture zone) bergetar dengan kekuatan 6.3 Skala Richter dengan kedalaman 10 Km (USGS) dengan daya rusak 6 hingga 7 skala MMI.

Zona patahan penyebab gempa.

Zona patahan (fault zone) ini sebenarnya sudah lama diketahui dan dipetakan oleh ahli-ahli geologi. Lembar peta yogyakarta yang diperbaharui dari peta-peta sebelumnya oleh Wartono (1995) juga sudah memetakan zona patahan ini. Hampir semua mahasiswa geologi di Yogyakarta mengenali patahan ini. Patahan ini memisahkan dataran tinggi Wonosari yg bagian teratasnya terdiri atas singkapan Batugamping Wonosari dengan dataran landai Yogyakarta yg merupakan kaki Gunung Merapi.

Mengapa pengamatan kita terlepas ?

Daerah ini sebelumnya dikenal daerah dikenal "aman" terhadap gempa bumi. Bahkan peta geologi teknik yg terbitkan oleh DGTL juga tidak menyebutkan bahya gempa ini. http://www.dgtl.esdm.go.id/peta_web/GT_YOGYA.html Bahaya-bahaya yg disebutkan dalam peta itu adalah bahaya lkebencanaan geologi yang meliputi: bahaya letusan dan aliran lahar gunung Merapi, potensi lempung mengembang, dan kerentanan terhadap kejadian longsoran. Bencana bencana lain seolah terlewat dalam pemikiran.

Peta Geologi daerah Jogja dibawah ini memperlihatkan Patahan yang memotong Sungai Opak. (Trimakasih Kepada Deny-ETTI yg memberikan peta geologi ini)


Selama ini belum ada catatan sejarah dari gempa tektonik yang merusak di Yogyakarta. Sehingga bencana yg berhubungan dengan aktifitas Gunung Merapi lebih menyita perhatian dibandingkan bencana gempa. Gunung Merapi sangat sering menunjukkan aktifitasnya, bahkan menjadi sebuah Gunung Api teraktif di dunia. Ketiadaan catatan khusus mengenai gempa ini mungkin beberapa gempa yg terjadi dimasa lalu selalu dikaitkan dengan kegiatan Merapi, sehingga kebencanaan gempa di Yogyakarta tertutupi (overlooked).

(catatan : 2 hari setelah saya tulis ini bermunculan info gempa masalalu di Jogjakarta, termasuk yg sangat besar di tahun 1867, namun tentusaja tidak ada yg memperkirakan itu gempa tektonik, karena teori tektonik baru muncul setengah abad yang lalu). Namun adanyanya bangunan berusia lebih dr 300 tahun yg ikut ambrol kali ini menunjukkan gempa waktu itu "mungkin" tidak sebesar sekarang).
Banyak bangunan-bangunan tua (lebih dari 300 tahun) yg berada di KotaGede serta Surakarta yang ikut roboh. Disini ada dua hal yg perlu diketahui, yaitu : bangunan tersebut barangkali memang sudah tua dan rapuh, dan yang kedua selama 350 tahun terakhir memang tidak tercatat adanya gempa tektonik besar yang merusak. Dan barangkali inilah pertanda mengapa kewaspadaan bahaya gempa tidak tercatat di daerah ini.

Ada satu pelajaran baru buat kita semua, tentusaja.
  • Sebuah patahan yg diperkirakan pasif (nonaktif) sangat mungkin menjadi aktif karena trigger-triger tertentu, mungkin saja Patahan Opak ini terpicu oleh aktifitas Gunung Merapi, atau juga saling mempengaruhi. Bahaya bencana alam dapat terjadi dimana-mana dan tidak disangka-sangka.
  • Perlu perubahan carapandang suatu daerah dengan memperhatikan potential desaster tidak hanya berdasarkan catatan sejarah (tertulis). Banyak rekaman-rekaman geologi yg harus dipelajari seperti rekaman gempa yg ada di batugamping terumbu yg usianya dalam jangka ribuan tahun.
  • Adanya beberapa patahan-patahan pasif yang paralel dan berpasangan dengan Patahan Opak ini yg perlu diperhatikan, misal Patahan Grindulu yg membentang sejajar dengan Patahan Opak dari daerah Pacitan kearah Timur-laut. Kajian sejarah kegempaan yang terekam dalam tanah berusia ribuan tahun sepangang sungai grindulu barangkali dapat membantu memerikan periodisasi kegempaan di daerah ini.
Pak SBY tentunya sangat kenal dengan nama Grindulu ini, semoga beliau tergugah untuk memberikan perhatian kepada kebencanaan di Indonesia. Saya ingat sekali beliau sangat konsen dengan bencana Aceh, namun perasaan saya konsen beliau masih sebatas "relief" pasca bencana. Kebutuhan mitigasi bencana seharusnya dimulai dengan sejak penelitian ilmiah jauh sebelum bencana yg terduga terjadi.

Masih banyak PeeR yang harus kita lakukan bersama.
(foto : Sungai Grindulu sumber www.eastjava.com/books/mystery/html/pacitan1.html)

Saturday, May 27, 2006

Gempa Yogya 27 May 2006

Gempa bumi yang mengguncang di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Sabtu pagi sekitar pukul 05.54 WIB yang mengakibatkan sejumlah korban jiwa sangat mungkin disebabkan oleh aktivitas patahan/sesar aktif di daerah bagian selatan Yogyakarta berarah barat daya-timur laut.

Tiga seri data dicoba diplot kedalam peta Google Earth. Satu data dari USGS (United States Geological Survey, http://earthquake.usgs.gov/), dan satu seri data dari BMG (badan Meteorologi dan Geofisika http://geof.bmg.go.id/gempaterkini.jsp). serta data dari EMSC (European-Mediterranean Seismological Centre) , sebuah badan penelaah kegempaan di Eropa.

USGS menduga kekuatan gempa sebesar 6.3 Skala Richter dan sumber gempa tersebut berada di darat di dekat muara Sungai Opak (gambar 1). Kedalaman gempa ini sangat dangkal, diperkirakan hanya 10Km, sehingga efek atau daya rusaknya sangat besar hingga mencapai sekitar 6-7 MMI. Gempa susulan menurut USGS berada sebelah timur laut dari gempa utama. Gempa susulan berada di sekitar Pathuk, sekitar jalan menuju Wonosari kalau dari Yogyakarta.

Hasil perhitungan BMG menunjukkan gempa berada 25 km sebelah selatan Pantai Parangtritis. Kedalam gempa diperkirakan BMG 33 Km, dengan gempa susulan bergerak kearah timur. menurut BMG telah terjadi getaran lebih dari 300 kali pada tanggal 27 Mei 2006 selama sehari, namun hanya 4-5 saja yg dirasakan getarannya (diatas 4 SR). Perkiraan lokasi ke empat gempa tersebut (dari hasil BMG) menunjukkan kemungkinan gempa tersebut adalah akibat subduksi antara Kerak Benua Asia yang bertubrukan dengan Kerak Samodra Australia. Perbedaan pengukuran ini sering terjadi, bahkan juga dengan lembaga pengukur gempa lain yg juga berbeda dengan USGS, misalnya EMSC (European-Mediterranean Seismological Centre) yg menduga pusat gempa berasa diselatan Klaten (lihat gambar 1).


Kalau memang dugaan lokasi pusat gempa versi USGS ini benar, maka perlu diperhatikan pergerakan gempa susulan ini sepanjang sesar aktif tersebut. Saya belum tahu sepanjang mana sesar aktif ini memanjang ke arah Timur Laut.

Saya teringat dahulu sewaktu masih kuliah ada peneliti yg akan mengukur pergeseran sesar ini dengan GPS waktu itu (akhir 80an). Tetapi tentunya GPS belum secanggih saat ini. Pergerakan sesar saat itu tidak terdeteksi, karena mungkin keakurasian dan presisi alat GPS yg masih belum sebaik saat ini. Sepertinya tidak ada yg pernah publikasi khusus yang menduga sesar ini akan aktif dengan keaktifan sebesar ini.

Saya tidak tahu bagaimana hubungan dengan G Merapi. Kejadian gempa berbeda dengan aktifitas Gunung Api yag akan menunjukkan gejala-gejala sebelum meletus. Tanda-tanda akan meletusnya gunung api misalnya aktifitas kimiawi gas-gas yg keluar, berubahnya ukuran atau ketinggian dome (kuba) serta gempa-gempa kecil yg dapat dideteksi sebelum benar-benar meletus. Sedangkan gempa merupakan sebuah gejala mendadak akibat "elastic rebound" (proses lentingan) seperti karet yg dilepaskan. Proses gempa dengan mekanisme "elastic rebound" ini akan sangat peka terhadap "trigger-trigger" (pemicu) yang ringan. Getaran-getaran aktifitas Gunung Berapi memang mungkin saja mempengaruhi terjadinya gempa-gempa tektonik yang secara bolak-balik akan saling mempengaruhi.

Mewaspadai gempa susulan.

Gempa susulan selalu terjadi setelah gempa utama terjadi. Gempa susulan ini masih akan terjadi dalam beberapa hari mendatang. Gempa-gempa susulan ini cenderung berkekuatan lebih kecil, namun lebih membahayakan efeknya. Walaupun kekuatannya kecil, karena kondisi bangunan sebagian besar sudah rapuh, maka goyangan yg kecil akan memberikan daya rusak yg hebat. Masih perlu diwaspadai dalam beberapahari mendatang. Gempa besar di Aceh akhir tahun 2004 lalu masih memberikan gempa susulan hingga beberapa bulan berikutnya dengan kekuatan yg cenderung menurun.

Tidak ada Tsunami.

Dari tiga institusi (USGS, BMG dan EMSC) hanya BMG yg memperkirakan terjadinya pusat gempa di laut. Gempa kali ini diperkirakan oleh USGS berupa gempa akibat pergeseran lateral (mendatar) bukan akibat tumbukan yg mengakibatkan dislokasi vertikal yg sering menyebabkan tsunami. Dengan demikian tidak perlu dikhawatirkan timbulnya tsunami untuk gempa kali ini. Gempa susulannya tidak akan lebih besar dari gempa utama yg sudah terjadi.


Peta kerusakan (preliminary damage map) serta informasi lain silahkan saja klick http://rovicky.blogspot.com

------------------------------------------------------
Design Tshirt utk charity
Sebagai ungkapan rasa duka dan keinginan meringankan beban saya membuat design kaos dengan gambar-gambar peta diatas, sehingga selain membantu korban dapat dipakai sebagai bahan ajar dengan sedikit pengetahuan. Saya bersama kawan-kawan di KL, Malaysia menjualnya di Kuala Lumpur dan nanti hasil penjualannya akan saya sampaikan ke Jogja.
Bagi anda yang menginginkan berbuat hal sama dan tertarik menggunakan gambar ini sebagai design silahkan.

Design T Shirt Untuk Charity. (Design bebas untuk dikopi)

Tuesday, May 23, 2006

Geothermal dan Kebijakan Listrik

Anonymous said...
Artikel yang bagus... http://rovicky.blogspot.com/2006/04/potensi-geothermal-vs-minyak-bumi.html
mau nanya kira-kira kendala apa saja yang menghambat pengembangan panas bumi ini di Indonesia ya Mas? dan bagaimana solusinya?
trim's
Fufu
Kendala utama yg terlihat saat ini adalah belum terintegrasinya antara kebijakan energi dan pelaksanaanya. Kebijakan Energi Nasional (KEN) 2005 sebenarnya sudah mengatur hal itu semua. KEN mengatur hingga target kondisi energi di Indonesia hingga 2025. Keterpaksaan "emergency /crisis stage" dengan alasan waktu yg mepet, serta kekurangan modal masih sering menjadi alasan utama ketika kebijakan/keputusan diambil untuk membangun sebuah pembangkit. Problem lain ini bisa dipilah menjadi beberapa item dibawah ini yg juga sudah diketahui sejak dari pertemuan tahun 2003, al :
  • belum terselesaikannya secara keseluruhan peraturan-peraturan pelaksanaan sebagai implementasi dari ketiga UU tersebut;
    Ada peraturan yg agak rumit antara perturan daerah dan pusat, peraturan/peruuan masalah energi dan bahkan dengan uundang-undang air tanah dll
  • subsidi BBM dan TDL yang belum sepenuhnya dihapuskan;
    Daya beli masyarakat menjadi kendala untuk menyelaraskan harga energi ini.
  • belum efisiennya sistim ketenagalistrikan;
    Efisiensi disini ada dua hal antara efisiensi karena memang masalah fisika (karena transmisi) dan pencurian serta tunggakan beberapa pengguna listrik PLN.
  • tarif dasar listrik yang berlaku saat ini belum pada posisi yang memberikan keuntungan yang layak, baik bagi PLN sendiri maupun investor listrik swasta;
    TDL ditentukan berdasarkan harga energi dan daya beli, ini akhirnya seperti telur dan ayam, mana yg didahulukan ?
  • belum terpadunya peraturan perundang-undangan lintas sektor yang mendukung kebijakan investasi di sektor energi termasuk peraturan daerah yang sering tidak sinkron dengan kebijakan pusat;
  • masih lemahnya kemampuan para perencana energi daerah untuk menganalisis kebutuhan dan penyediaan energi daerahnya. Selain itu, ketidakseragaman data serta terbatasnya fasilitas yang tersedia menjadi kendala bagi perencanaan energi daerah;
    Kebutuhan tenaga-tenaga energi di pemerintah daerah mestinya diantisipasi baik oleh dunia pendidikan dan maupun PEMDA sendiri.
  • peraturan perpajakan yang berlaku dirasakan masih memberatkan dunia usaha sektor energi;
    Investor yg masih belum mendapatkan income sudah harus membayar pajak, akan lebih menarik seandainya pajak akan diminta ketika nanti sudah mulai berproduksi
  • peraturan perundang-undangan yang ada diasumsikan belum dapat menjamin kelangsungan investasi dalam jangka panjang;
    Stabilitas politis menjadi kunci. SBY telah menunjukkan stabiitas lebih bagus ketimbang sebelumnya, semestinya investasi sudah tidak lagi konsen dengan politic stability ini.
  • minat berinvestasi di daerah masih kurang, investor yang ada saat ini maupun yang ingin masuk bukanlah investor yang sesungguhnya melainkan hanya sebagai broker.
    Selain itu di dunia ini penggemar energi geothermal tidaknlah banyak. SUdah seharusnya Indonesia yg memilki potensi yang 40% dari cadangan dunia "leading" dalam pemanfaatannya serta riset-risetnya.
Kalau dirangkum uraian diatas, kendala utamanya masih masalah keekonomian saat ini serta "keberanian" pemerintah untuk memberikan prioritas pada energi geothermal bukan pada dasar "keterpaksaan".

Monday, May 15, 2006

Potensi Geothermal hasil kajian dari VSI (Volacanological Survey Indonesia)


Geothermal atau panas bumi ini tidak bisa dilepaskan dari gunung api yang ada di Indonesia. Directorat Volkanologi juga tidak ketinggalan menginventarisasi potensi-potensi geothermal (panasbumi) ini.

Memang akan terkesan tumpang tindih antara kepentingan VSI yang berkonsentrasi dengan bencana, namun disisi lain VSI juga melihat potensi sumberdaya dari aktifitas gunung api ini. Potensi geothermal di Indonesia yg sudah di-inventarisasi oleh VSI ada sejumlah 244 lokasi. Potensi-potensi geothermal ini masih perlu penelitian lebih lanjut, misal kajian survey temperature (geolistrik/resistivitas) dan juga pemboran. Juga perlu koordinasi dengan lembaga-lembaga lainnya termasuk Pertamina, PLN dan juga Badan Geologi.

Namun sejumlah potensi 244 lokasi ini akan lebih memberikan nuansa bahwa distribusi panasbumi ini ternyata sangat menyebar di seluruh pulau-pulau besar di Indonesia kecuali Kalimantan. Seperti tulisan sebelumnya (Geographic source based policy) bahwa Kalimantan memang sebaiknya (harus) menggunakan gas atau batubara yg berasal dari daerah ini.

List of Geothermal site in Indonesia: Klick saja

Wedhus Gembel ... kambing yg tidak mengembik


Banyak yg kepingin tahu seperti apa wajah dan bentuk "wedhus" yang ganas ini. Wedhus gembel ini dikenal oleh volcanologist sebagai awan panas. Namun jangan dibayangkan seperti awan putih bersih seperti biri-biri Australi yang lucu.

"Wedhus gembel" merupakan sebuah fenomena khusus dari aktifitas Gunung Merapi di sebelah utara Jogjakarta.

Diambil 15 May 2006 pukul 14
Berita dari pengirim gambar tsb

From: Raharja, Sulastama
Date: May 15, 2006 5:26 PM

Itu tadi kiriman anak2.. Nek dari propertiesnya hari ini jam 2.55 pm...
Ini juga baru ngupdate berita dari rumah sakit sardjito, katanya ada satu pencari rumput yang meninggal terkena wedus gembel...

Letusan merapi sering menghantui mimpiku Mas...
Sering mimpi berlari-lari dikejar awan panas, sejak kejadian 1994...

Dhus ... nanti kalau mau lewat bilang-bilang ya ....
kau lewat aja ngga apa-apa wong itu memang jalanmu kok.
Kami-kami manusia ini hanya ingin sedikit menikmati hasil kerja Kyai Merapi yg menyebarkan ranah-ranah penyubur tanah ini
.

Wednesday, May 10, 2006

Who is in charge ?

PEMBERIAN PENGHARGAAN INVESTASI SOSIAL KEPADA KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA (KKKS) AMERADA HESS DAN KONSORSIUM NATUNA BARAT
JAKARTA, 27 APRIL 2006

Pada hari ini, Kamis, 27 April 2006, 2 Kontraktor Kontrak Kerja Sama BPMIGAS yang terdiri: Amerada Hess yang beroperasi di Kabupaten Gresik, Jawa Timur dan Konsorsium Natuna Barat yang merupakan konsorsium dari ConocoPhillips, Premier Oil dan Star Energy yang beroperasi di Kepulauan Natuna memperoleh Penghargaan Investasi Sosial untuk kategori perusahaan tambang minyak dan gas bumi. Penghargaan diberikan atas keberhasilan kedua perusahaan tersebut dalam melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR), yaitu salah satu program yang dilaksanakan agar perusahaan dan komunitas atau elemen-elemen dalam jaringan sosialnya bisa tumbuh dan berkembang bersama.

selengkapnya :
http://www.bpmigas.com/media-siaranpers-detail.asp?id=2006040110

Ternyata, siapa yg lebih berperan (in charge) didalam operasi migas suatu daerah akan ditentukandengan melihat siapa kontraktornya. Dalam hal setiap kegiatan walaupun logo BPMIGAS ada disebelahnya tetap saja nama kontraktor tetap lebih diakui. Padahal kita tahu bahwa biayanya juga nantinya masuk "cost recovery".
Namun itulah keuntungan "operator" di Indonesia ini. Lah Departemen sosial saja memberikan penghargaannya ke kontraktor bukan ke BPMIGAS. Soalnya kalau BPMIGAS juga yg mendapat penghargaan nanti dibilang "masak jeruk minum jeruk". Namun .... Itulah yg
menyebabkan rakyat didaerah akan sangat mungkin saja beranggapan "program 'community development' itu adalah pemberian dari kontraktor ... pemerintah pusat mah ngga mau bantuin".

Sulit memang ... karena kalau harus melalui pemerintah dahulu, maka toh akhirnya yg lama ditunggu-tunggu dananya turun melalui pemerintah pusat, lebih lagi kalau terus ditanyakan apakah juga akan sampai kedaerah seefisien kalau lewat KPS (kontraktor) ini ?...
waaah mbulet juga deh ...

Disinilah "previledge" untuk mendapatkan "nama" bila menjadi operator.
Lembu yg diperah sapi yg dapet nama ....

Saturday, May 06, 2006

Mental Profesional : Untuk buruh maupun juragan

Kalau saja statistik itu adalah sesuatu yg bersifat alamiah dan relatif konstant, berapa persen jumlah juragan:buruh rata-rata didunia ini ?
Saya akan sangat yakin bahwa jumlah buruh itu akan jauuuuh lebih besar ketimbang juragan. Ini alamiah dan natural sekali. Juragan akan lebih cenderung leader sedangkan buruh adalah follower, tentu saja jumlah leader akan lebih sedikit dibanding follower.

Negara maju barangkali akan memiliki rasio juragan yg lebih banyak ... ini dugaan saja. Saya tidak punya data. Nah, kalau saja jumlah juragan merupakan tolok ukur kesuksesan, negara mana yg memiliki prosentase juragan paling besar ? Mungkin bisa dijadikan tolok ukur atau benchmark.

Kejadian protes kaum buruh kemarin merupakan kurangnya sikap mental profesional baik si buruh maupun si juragan (investor). Saya sendiri tidak begitu suka dengan pemisahan buruh dan juragan dalam hal ini. Karena permasalahannya bukan sekedar mendudukan dua kutub ini berseberangan atau bahkan bertentangan. Saya lebih cenderung mendudukan mental profesional lebih penting baik sebagai buruh profesional maupun juragan yg profesional.

Moral dan mental professional, baik utk buruh maupun juragan.

Kata professional sering muncul dalam lingkungan kerja maupun organisasi. Tentunya tidak mudah mendefinisikan arti "profesional" ini. Ada beberapa definisi praktis misalnya: Profesional berarti bayaran, seperti petinju profesional, petenis profesional, dsb. Biasanya ini berhubungan dengan olah raga. Namun dalam dunia kerjapun, kata profesional sering rancu, terutama ketika memisahkan antara jenjang manajerial dan jenjang profesional. Padahal diperlukan juga seorang manajer yang profesional, yang benar-benar melakukan pekerjaan menejerial. Secara mudahnya kenapa manajer masih juga memutar sekrup, kenapa manajer masih memegang obeng yang dianggap bukan manajer profesional. Hal sebaliknya kalo berpangkat engineer tentunya bukan ikutan mengatur manusia-manusianya saja.

Selain itu organisasi profesi melihat pula sisi profesi ini dengan memberikan batasan-batasan profesinya, misal dengan kode etik profesi. Dalam dunia kedokteran ada kode etik kedokteran yang dikeluarkan IDI, dalam dunia wartawan ada kode etik jurnalistik juga masih banyak organisasi profesi lain mengeluarkan kode etiknya. Kode etik ini biasanya berkaitan erat dengan aturan prosedur teknis secara profesi sehingga bisa dibuat jenjang-jenjang sertifikasi, misal sertifikat keahlian dasar, menengah, hingga ahli; juga surat ijin praktek kategori A, B, C dst.

Namun saya ingin menuturkan sedikit tentang tinjauan dari sisi moral yang bukan etika teknis. Dari itu semua diatas ada tiga aspek pokok dalam melihat keprofesionalan seseorang, yaitu :
- Profesional secara economy. (bayaran vs amatir)
- Profesional secara hukum. (sertifikasi kode etik dsb)
- Profesional secara moral. (sikap dan konsep diri)

Untuk kali ini saya hanya akan mengulas profesional dari sisi moral/mental dalam tiga hal yang harus dihindari oleh seseorang sehingga menurut saya bisa disbsebut profesional secara moral. Bagamaina sesorang dianggap profesional dari sisi moral ? Menurut hemat saua ada tiga hal pokok yang musti dilakukan/dipegang oleh seorang pekerja profesional, yaitu :
- tidak memaksa,
- tidak mengiba, dan
- tidak berjanji.
Sikap moral profesi ini sangat dikontrol oleh konsep diri seseorang antara lain sikap menghadapi tantangan, cobaan serta hambatan.

1. Tidak memaksa

Seorang yang berjiwa atau bermoral profesional tetunya akan memiliki keahlian teknis yang khusus yang mendukung keprofesionalannya. Dengan demikian dia akan mempunyai kekuatan (`power'). Sehingga dengan 'power' yang dia miliki, dia dapat melakukan tindakan untuk menekan pihak lain. Misal pekerja menekan manajernya utuk meminta kenaikan gaji, karena tahu dialah satu-satunya staf ahli di perusahaan itu. Kalo tidak diluluskan mengancam akan keluar dari perusahaan. Tindakan pemaksaan ini menurut hemat saya adalah tindakan yang tidak memeliki moral profesional. Hal yang sama seandainya seorang manajer yang melakukan penekanan kepada anak buahnya untuk menerima upah berapapun yang diberikan, karena diketahui betapa sulitnya mencari kerja saat ini.
Dalam interaksi pekerja dan yang mempekerjakan (employee - employer) selalu muncul kesepakan sebelum dimulainya pekerjaan. Seandainya ada salah satu diantara kedua pihak merasa ada yang merasa terpaksa melakukan atau mengikuti aturan kerja maka kemungkinan besar ada sesuatu yang tidak profesional dalam menangani perjanjian kerja ini.

Akan sangat bagus sebelum dimulainya pekerjaan manajer menanyakan bagaimana kesanggupan anak buahnya Demikian juga anak buah menanyakan apakah hasilnya dapat diterima oleh atasannya.

2. Tidak mengiba

Pada saat-saat tertentu kesulitan atau hambatan muncul baik dipihak pekerja maupun perusahaan. Krisis ekonomi saat lalu (soalnya saya yakin saat ini sudah mulai tahap penyembuhan) banyak mengakibatkan kesulitan dikedua pihak. Pihak perusahaan akan sangat kesulitan mengelola perusahaan, dilain pihak pekerja atau karyawan juga mengalami hal yang sama dalam kehidupan sehari-harinya. Sering kita dengar ada perusahaan yang yang dengan mengiba datang ke Depnaker utk melakukan PHK massal, untuk dinyatakan bangkrut/ pailit. Atau juga seorang karyawan yang datang ke manajernya memohon untuk tidak di PHK karena anaknya masih kecil. Ada saat seperti ini, moral keprofesionalan pekerja dan penilik perusahaan (biasanya diwakili manajernya) mengalami ujian dalam menghadapi tantangan hidup.
Tentunya tidak bisa hanya dengan mengiba untuk mengahdapi kesulitan ini, dan tentunya tindakan mengiba ini bukan moral yang professional.

3. Tidak berjanji

Satu sikap moral professional dalam menghadapi apapun yang telah, sedang dan bakal terjadi juga hal yang harus diperhatikan. Sikap ihlas dalam menghadapi keberhasilan maupun kegagalan merupakan sikap professional yang ketiga. Berjanji merupakan tindakan yang mungkin sekali menjadikan kita melanggar dua sikap moral sebelumnya yang disebutan diatas. Karena kegagalan maka akan muncul pemaksaan atau mengiba dari salah satu pihak, atau bahkan kedua pihak. Sehingga kesiapan menerima apapun yang bakan terjadi merupakan sikap moral profesi yang dibutuhkan.

Program kerja saat ini banyak sekali mempunyai tuntutan, target produksi, target penjualan, serta target target perusahaan lainnya hendaknya bukan merupakan janji yang harus dipenuhi melainkan merupakan sebagai pemicu semata, sebagai 'alat ukur performance' yang bukan merupakan harga mati baik untuk kedua pihak.

Nah dari sikap moral professional diatas, kita dapat melihat sejauh mana keprofesionalan kita, perusahaan, manajer, pemegang pimpinan organisasi serta anggota organisasi profesi maupun anggota partai sekalipun dalam bersikap profesional.


Have a nice day

Rovicky Dwi Putrohari

Perlunya "Geographical source based energy policy"

Indonesia merupakan negara kepulauan terdiri atas ribuan pulau serta sangat beragam kandungan sumberdaya alamnya. Demikian juga kandungan sumberdaya energi alamiah masing-masing daerah ini sangat beragam. Alam memiliki cara tersendiri untuk menyebarkan kemakmuran dengan menebar berbagai macam sumberdaya untuk daerah-daerah tertentu. Sayangnya manusia sering malas untuk menyelami bagaimana alam ini sudah membuat distribusi dengan lebih sempurna.

Berita dibawah ini perlu dicermati :

Kamis 4 Mei 2006 21:48:46 WIB
PLN Teruskan 10 Proyek PLTU
MinergyNews.Com, Jakarta
------ quote ---
Adapun PLTU proyek PLN yaitu, PLTU Jabar Selatan (2x300 MW), PLTU Jabar Utara (2x 300 MW), PLTU Jatim Selatan (2x 300 MW), PLTU Labuan (300 MW), PLTU Marunda (600 MW), PLTU Rembang (2 x 300 MW) PLTU Suralaya (2x 600 MW), PLTU Teluk Naga (2 x 300 MW), PLTU Awar-awar (600 MW) dan PLTU Paiton Baru (2x 600 MW).

Berita diatas seolah sebuah berita penambahan daya PLN utk kebutuhan di Jawa, namun sayangnya pembangkit-pembangkit yg dibangun ini harus mendatangkan sumber bahan bakarnya dari daerah lain. Batubara sebagai sumber bahan bakar PLTU ini harus didatangkan dari Kalimantan. Tentusaja dengan adanya proses pengangkutan serta pemindahan bahan bakar ini akan menyebabkan menurunnya efisiensi pemanfaatan energi.

Dengan melihat hukum fisika saja sudah terlihat bahwa pengangkutan akan membutuhkan energi, dan saya pastikan pengangkutannya menggunakan BBM. Rasanya kebijakan menyeluruh soal energi sangat memerlukan perlunya "Geographical source based energy policy". Kebijakan pemanfaatan energi disesuaikan dengan ketersediaannya secara geografis.

Peta-peta energi yang telah saya tampilkan disini sebelumnya sangat jelas menunjukkan adanya distribusi sumber-sumber alam energi.

- Sumatra Utara terdapat sumberdaya alam gas bumi dan geothermal.
- Sumatra tengah merupakan sumber penghasil minyakbumi. Tentunya pembakaran minyak mentah-pun akan cukup untuk membangkitkan energi listrik di daerah ini.
- Sumatra Selatan juga merupakan lumbung minyak serta gasbumi.
- Pulau Jawa merupakan tempat berkumpulnya energi Geothermal dan juga gas alam di Jawa Barat dan Jawa Timur.
- Pulau Bali, Pulau Lombok dan Pulau Nusa Tenggara merupakan tempat berkumpulnya sumber daya energi geothermal.
- Kalimantan merupakan tempat deposit batubara.
dst

Dengan demikian pembangunan PLTU - pembangkit listrik tenaga uap di Jawa merupakan tindakan yang sangat tidak tepat. Pembangunan PLTU ini akan justru mengurangi pemanfaatan potensi Geothermal di Jawa nantinya. Nilai keekonomiannya akan menjadi bias dan nantinya hanya akan menyatakan "terlanjur" yg hanya akan disesali dikemudian hari.

Dengan demikian sangatlah perlu adanya "Geographical source based energy policy" di Indonesia yg memiliki kondisi geologi-geografi yang sangat beragam.

Tuesday, May 02, 2006

Bukan PSC bukan pula TAC

Blok Cepu Lagi .... Lagi-lagi blok Cepu.

TAC - Technical Asistant Contract
PSC - Production Sharing Contract
Info dari Pak Koesoema di IAGI-net ini menambah informasi betapa ruwetnya Blok Cepu ini. Mas Rizal Malarangeng barangkali senyum-senyum juga kalau membaca dan tahu bahwa ternyata persepsi tentang TAC-plus ini memang tidak mudah dipahami bahkan oleh pelaku-pelaku industri migas di Indonesia.
On 5/2/06, R.P. Koesoemadinata wrote:
Sedikit meluruskan dari saksi hidup:
TAC plus itu bukan saja boleh melakukan explorasi ke zona yang lebih dalam, tetapi juga di luar lapangan minyak (tua) yang sudah ada. Juga tidak bisa melakukan produksi EOR di lapangan yang ada (Kawengan, Ledok dsb), karena sudah di-carved-out dan tetap dikelola Pertamina. Selain itu TAC-plus tidak melapor ke Pertamina EP tetapi melapor langsung ke BPPKA Pertamina, sama seperti PSC. Dengan demikian Pertamina EP tidak bisa ikut bersalah dengan sunk cost USD 400 juta, masalahnya apakah BPPKA pernah menyetujui permintaan cost recovery sebesar itu?
Jadi yang disebut TAC plus itu sama presis dengan PSC dengan perbedaan split yang berbeda.

Ada lagi tambahan perbedaan "PLUS" nya itu:
Dalam kontrak aselinya participation interest (equity?) tidak boleh dijual ke pihak asing.
Tetapi terjadi amandement dengan side-letter sehingga Ampolex/Mobil Oil memperoleh participating interest 49%, bahkan kemudian 100% dan operatorship, atas persetujuan Dirut Pertamina dan Menteri Pertambangan Sekian koreksinya.

Wassalam
PLEASE DO NOT ATTACH FILE LARGER THAN 500 KB
R.P.Koesoemadinata
Jl. Sangkuriang G-1
Bandung 40135
Telp: 022-250-3995
Fax: 022-250-3995 (Please call before sending)
e-mail: koesoema@melsa.net.id

> ----- Original Message -----
> From: "Andang Bachtiar"
> To:
> Sent: Tuesday, May 02, 2006 12:07 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Perkeliruan Persepsi? ==>Re: [iagi-net-l] Re:
> FW:An tara Dr Rizal Mallarangeng & Mr Rovicky,...
>
>
> > Yan,
> >
> > "PLUS"nya waktu itu sebenarnya adalah karena:
> > 1) Mereka boleh eksplorasi ke zona yang lebih dalam
> > 2) Mereka boleh jual equity (bahkan operatorship) ke pihak asing
> >
> > Selebihnya, saya pikir sama saja dengan TAC-TAC lain yang mengharuskan
> > mereka selalu lapor dan dapat persetujuan dari Pertamina untuk segala
> > macam kegiatan E&P mereka.
> >
> > Nah, kalau ternyata (waktu itu) Pertamina sulit meng-akses data dsb,
> > ...(bahkan masuk ke lokasi untuk memeriksa operasi saja tidak boleh(?))
> > sebenarnya menurut saya itu adalah masalah ketidak-mengertian,
> > ke"minder"an, bahkan mungkin kekeliruan persepsi sebagian kalangan
> > kawan-kawan di Pertamina saja. Namanya juga merekla TAC alias
> > "Contractor"nya Pertamina,.... mustinya Pertamina sebagai OWNER sadar akan
> > hak-nya dong; bahwa mereka boleh mengakses, memeriksa, dan mencampuri
> > urusan-urusan operasional E&P-nya Kontraktor.
> >
> > Hal ini sebenarnya berlaku juga dalam skala yang berbeda untuk PSC-PSC
> > dibawah komando BPMigas (dulunya BPPKA-MPS Pertamina). Masalah kelemahan
> > bargaining, kekurangsadaran atas "hak" sebagai penguasa, pengontrol,
> > penyetuju dan penolak program dan keuangan juga terjadi pada waktu PSC-PSC
> > masih dikontrol oleh kawan-kawan di BPPKA-MPS. Hal ini tidak lepas dari
> > kurang optimalnya penyusunan / jumlah personel dan sistim kerja
> > kawan-kawan di lembaga kontrol tersebut. Lepas dari kekurangan tsb diatas,
> > kita musti acung jempol juga untuk prestasi yang telah di-ukir oleh
> > BPPKA-MPS dalam kurun 80-an dan 90-an, sehingga walaupun dengan personnel
> > yang sangat terbatas (tidak lebih dari 20(?) G&G&E&R untuk mengontrol
> > lebih dari 100 blok PSC di tahun 90-an) Indonesia masih terus survive
> > dengan penambahan cadangan-cadangan migas baru dan produksi yang
> > meningkat. Mudah-mudahan kawan-kawan di BPMigas banyak belajar dari
> > ke-ruwet-an administrasi teknik dan kekurangan personnel dari masa-masa
> > sebelumnya (BPPKA-MPS) sehingga lembaga kontrol PSC kita sekarang dapat
> > lebih meningkatkan cadangan dan produksi migas di Indonesia.
> >
> > Salam
> >
> > ADB
> > ETTI
Namun saya tetap berharap kedua "kubu" ini sekarang sudah menjadi mitra kerja yang baik, yang saling mendukung dan saling membantu dengan mutalis (win-win).

RDP

diskusi di milist : Antara Dr Rizal Mallarangeng & Mr Rovicky,...

Ternyata aku ngga bisa melepaskan perjalanan Cepu begitu saja. Diskusi dibeberapa milist masih saja berbicara soal tulisan yg pernah aku buat (klik disini) . Aku pribadi sudah "merelakan" keputusan yg telah dibuat pemerintah dan lebih mengharapkan minyak segera mengalir dari Lapangan-lapangan ini. Justru keraguanku adalah kedua operator ini bekerja sama dengan baik.

Aku juga ngga tahu kenapa ketika berdiskusi soal cepu ini banyak yg langsung mendudukkan Pertamina dan Exxon dalam dua sisi yg berseberangan. Padahal masih ada opsi lain utk duduk dalam satu sisi, atau bahkan menambah sisi lain sebagai pembanding. Which is too late now.

Pertamina sendiri mnurutku kalah karena tidak ada persiapan. Kalau dilihat di IPA paper tahun 2002 sudah ada tentang AMDAL yg dilakukan Mobil OIl, sedang Pertamina belum melakukan apa-apa. Sehingga dari sisi ini Pertamina menjadi "kalah set" dalam mencuri start. Sehingga seolah kalah persiapan, bukan kalah karena kurang kemampuan.

Namun disisi lain EMOI-pun melakukan pendekatan persuasif yg mungkin saja "tidak mendidik" penduduk lokal. Saya mendengar ada pedagang yang menjadi malas melakukan pekerjaanya karena rumahnya dikontrak utk


RDP
"aku tahu pasti diketawain Mas Mbong ketika mencoba mengelak dari kisah Cepu :("

=== Pak Andang Bachtiar (Mantan Ketua Umum Ikatan ahli Geologi Indonesia)
menanggapi di IAGI-net ===

On 5/2/06, Andang Bachtiar wrote:
Pak Vicky,
aku cuplik 2 paragraph terakhir saja dari posting sampeyan soal (lagi2) Cepu karena aku ingin meng"highlight" kenyataan bahwa diantara kita yang ada di industri migas Indonesia-pun seringkali salah persepsi tentang "who's in-charge" (legally & operationally) dalam kasus-kasus penguasaan blok/lapangan migas Indonesia.

Ketika sampeyan katakan "AMDAL dilakukan Mobil Oil, Pertamina belum melakukan apa-apa" sebenarnya ada yang tidak pas di sini; yaitu bahwa yang melakukan AMDAL itu bukan EMCL (Exxon Mobil Cepu Limited) tapi TAC Pertamina-EMCL. Ketika mereka presentasi AMDAL-nya di KLH 3-4 tahun yang lalu-pun, saya yang saat itu mewakili KLHsecara teknis juga tidak hanya berhadapan dengan Exxon Mobil semata-mata, tetapi di dalam tim-nya juga ada wakil dari Pertamina, karena yang mengajukan AMDAL saat itu bukan Exxon Mobil, tapi TAC Pertamina-EMCL.

Pada saat EMOI melakukan pendekatan persuasif ke penduduk lokal-pun, sebenar-benarnyalah (secara hukum) bahwa mereka melakukannya itu dalam kapasitas badan hukum legal yang bernama TAC Pertamina-EMCL, bukan semata-mata EMOI.

Implikasi dari kedua hal tsb diatas sudah jelas: Pertamina (saat itu) juga mengakui COST yang dikeluarkan oleh management TAC Pertamina-EMCL baik yang dikeluarkan untuk AMDAL maupun untuk pendekatan-persuasi (ComDev) dll yang berkaitan dengan operasi blok tersebut.

Repotnya, kesatuan manajemen TAC yang seperti itu TIDAK DICERITAKAN ke masyarakat, sehingga seolah-olah hanya EMCL saja yang bergerak di lapangan, Pertamina seolah-olah tidak melakukan apapun juga. Dan perkeliruan persepsi tersebut dibesar-besarkan sampai ke level politis shg kesannya jadi lucu: ada sekumpulan masyarakat yang menolak Pertamina karena selama ini Pertamina tidak melakukan apapun disana, tapi EMCL-lah yang melakukannya, bahkan para anggota Dewan yang terhormat-pun terkecoh dengan hal tersebut (bahkan di kalangan petinggi Migas-pun juga ikut2an seperti itu)... lihat kembali rame-nya gonjang-ganjing komentar berbagai kalangan di koran-koran awal tahun ini,.. semunya berkomentar atas dasar persepsi yang ter/di-kelirukan seperti itu.

Kalau memang EMOI atau EMCL melakukan semuanya SENDIRIAN, tidak seharusnya mereka meminta penggantian uang investasi (COST RECOVERY) yang bahkan sampai 300-400 jutaan dollar ke Pertamina (supaya ditanggung bareng atau nanti dipotongkan di split minyaknya),... ya sudah, tanggung aja sendiri duitnya.
Tapi buktinya!?? Khan mereka mengajukan cost-recovery juga??! Nantinya BPMigaslah yang akan jadi benteng terakhir persetujuan cost-recovery tersebut. Nah, dalam hal tersebut, nantinya nama entitas legal yang bergerak

di Blok Cepu tentunya bukan sekedar Pertamina-EMCL, tapi juga BPMigas-Pertamina-EMCL. Apakah pak Awang dkk di BPMigas terima saja kalau nanti dikatakan: Pemerintah tidak melakukan apapun juga di Blok Cepu, cuma Exxon Mobil-lah yang membangunkan jalan, jembatan, puskesmas, kperasi, sekolah dll disana,... tapi BPMigas?? Mana pernah mereka bangun sesuatu di sana?? Saya tidak yakin rekan-rekan di BPMigas akan diam saja dengan perkeliruan persepsi seperti itu.

Mudah-mudahan sedikit uneg-uneg saya ini bisa kembali meluruskan kesalahan persepsi tersebut (terutama di kalangan kita yang bergerak di oil-gas sendiri).


Salam

ADB (Mantan Ketua Umum Ikatan ahli Geologi Indonesia)
ETTI - Exploration Think Tank Indonesia

Diskusi di Milist-milist yg masih juga memperpanjang masalah Cepu nii.

On 4/28/06, MMI Ahyani wrote:
> ----- Original Message -----=20
> From: "kaplan liong"
> To:
> Cc:
> Sent: Wednesday, April 19, 2006 3:13 PM
> Subject: Surat Terbuka
>
>
> > Bung ,
> >
> > Kalau tidak keliru Rizal Malarangeng memperoleh Ph.D di Ohio
> >University, USA? Kalau ini keliru lupakanlah, tapi yang jelas Rizal
> >Malarangeng itu alumnus universitas Amerika. Di lain pihak kamu juga
> >kenal Prof Jeffery Winters, dari Ohio Uniuversity, dan sebagai
> >intelektuil mestinya membaca tulisan Dr.John Roosa, John Perkins,
> >William Blum, Peter Dale Scott dan Noam Chomsky.
> >
> > Saya Kaplan, bakas mahasiswa ITB jurusan Geologi,tidak selesai.
> >Saya tinggalkan ITB masuk Pendidikan Perwira Penerbang Angkatan
> >Udara. Kemudian saya adalah seorang penerbang pembeuru di AURI, dan
> >melanjutkan studi di USAF Strategic Intelligence. Dalam era 45 saya
> >adalah pelajar pejuang kemerdekaan dari Tentara Pelajar.
> > Mendapat penghargaan bintang tertinggi Pahlawan Gerilya,sebuah
> >pengakuan negara atas pengabdian seorang patriot dan nasionalis
> >Indonesia yang berjuang untuk mempertahankan Republik Indonesia.
> >
> > Membaca tulisan Rizal Malarangeng tentang Blok Cepu, dan kemudian
> >surat terbuka dari Rovicky Dwi Putrohari, Geologist Indonesia
> >anggota IAGI-HAGI-IPA, yang ditujukan kepada Rizal Malarangeng. =20
> > Ketika Doktor Malarangeng dengan sinis mengejek "nasionalisme
> >usang", "mengajak kembali ke suasana 1950an-1960an", menyebut Kwik
> >Kian Gie sebagai berpandangan hitam-putih, dan minta "Prof Cliffort
> >Geertz meneliti lagi Indonesia dengan menulis The Involency of Mind
> >in Jakarta'", aku mengelus dada dengan menyebut "audzubillah min
> >dhalik, ampuni,Tuhan", intelek Indonesia made in USA ini persis
> >pikiran dan kelakuan Kolonel (KNIL) Abdul Kadir Joyoatmodjo, ketua
> >delegasi Belanda untuk perundungan dengan Delegasi Republik
> >Indonesia di Jogya yang dipimpin oleh Mr. Amir Syarifudin pada tahun
> >1948.
> >
> > Sejarah berulang, enampuluh tahun kemudian dengan sinisme.
> >Mentalitas bangsa, yang dipertontonkan oleh DOKTOR RIZAL
> >MALARANGENG, "tetap bermental inlander", sekalipun ia telah
> >menyandang DOKTOR produk pendidikan tinggi Amerika. Tipe-tipe inilah
> >yang kita temui kini=20 mendominasi jalannya politik kekuasaan
> >Indonesia di bawah SBY-Kala sekarang ini, yang tetap akan
> >menyebabkan bangsa ini terpuruk, dan tak tahu mau kemana. Mentalnya
> >kerdil, menganggap Amerika itu super
> > segalanya, karenanya harus ditiru, diikuti segala teorinya dan
> >dipraktekkannya. Prof Cliffort Geertz, Liddle dan sebangsanya
> >dianggap dewanya?
> >
> > Aku keluaran pendidikan USAF, belajar dari dalam perut US
> >imperialist the super power, mengerti denyut dan nadi mereka.
> >William Blum dalam "Rogue State", Common Courage press 200,
> >menyebut negara bangsat yang irrasional, dan John Perkins dengan
> >"Confession of Economic Hit Man"-nya membongkar telanjang kebiadaban
> >CIA. Bagaimana IMF dan World Bank (sekarang dipimpin Paul
> >Wolvovitch) telah membuat negara terbelakang yang kaya sumber
> >alamnya seperti Indonesia, menjadi penghutang besar, sumber
> >penghisapan MNC, dan menjadikan pemerintahannya korup yang tak bakal
> >mampu membayar hutangnya kembali. Lihat Free Port, New Mont, dan
> >Block cepu, dan masih akan menyusul yang lain.
> > Berkeley Mafia kita, Widjojo Nitisastro, Sadli, Ali Wardana, Emil
> >Salim, yang membangun orde baru bersama CIA ini harus
> >bertanggu8ngjawab atas keboborokan bangsa kita sekarang ini.Jangan
> >lupoa Sumitro dan Suharto adalah biang keladinya, dan di mata US
> >tidak lebih dari kacung-kacung CIA.
> >
> > Aku harus mengusap dada, betapa pengorbanan putera-putera terbaik
> >bangsa Indonesia telah gugur untuk mempertahankan Republik Indonesia
> >ini menjadi sia-sia, dengan produk intelektuil-intelektuilnya yang
> >bermental budak sekarang ini. Charac ter Building yang dibangun oleh
> >Sukarno fading away akibat brainwashed CIA.
> >
> > Rakyat dan bangsa ini harus menunggu berapa puluh tahun lagi untuk
> >memperoleh jati dirinya kembali, berkarakter dan bermartabat? Potret
> >Camdessus menyaksikan Suharto tandatangan, harus dibuka dan dilihat
> >kembali. Orang Indonesia tanpa martabat, yang korup, tentu tak
> >terasa dan bukan apa-apa.
> >=
> > Kapan bangsa ini tidak akan lagi menjual bangsanya?Dan dapat
> >mengembalikan martabat dan harga diri TKI?
> > Membebaskan mereka dari klas budak belian? Jujur saja aku pessimis
> >dengan orang-orang tanpa martabat tapi intelektuil tipe malarangeng,
> >bahwa bangsa ini akan dapat membebaskan darinya dari hutang,
> >sekalipun Blok Cepu katanya akan menghasilkan bermilyar dolar?
> > Pertanyaan kemudian, untuk siapa, tuan?=20 =20 Kurang profesional
> >bagaimana Baihaki, ia dipercaya oleh Caltex, mengelola Caltex di
> >Indonesia, kemudian ditarik ke Pertamina bukan karena KKN tapi
> >karena profesional, tapi tokh kemudian ditendang dari Pertamina
> >karena sebagai seorang nasionalis, ia membela kekayaan bangsa
> >Indonesia untuk Indonesia bukan untuk imperialisme dan MNC. Kurang
> >intelek bagaimana Harun Al Rasyid yang ex TRIP, bersaing dengan
> >orang-orang bule, dapat memimpin Caltex dan berhasil, kamu meragukan
> >profesionalisme, nasionakisme dan patriotisme mereka ini?=20 =20
> >Salut kepada Rovicky Dwi Putrohari, yang TKI di Malaysia, seorang
> >intelek profesional,nasionalis dan patriotik, bukan antek penjilat,
> >menyatakan tidak putus asa, sekalipun ada orang dan antek Amerika
> >menguasai tanah air. Ia masih punya gagasan lebih besar lagi dari
> >Blok Cepu untuk dipersembahkan kepada mu negeri.
> >
> > Kalau kamu masih punya hati nurani dan mengerti apa arti "Padamu
> >Negeri Kami Berbakti, Padamu Negeri Jiwa raga kami", kamu harus
> >bertobat, jawab tulisan ini, dan jawab surat terbukanya Rovicky.
> >Ukur sejauh mana kamu telah berbuat untuk tanahairmu. Kalau kamu
> >memang sebanarnya kamu adalah reinkarnasi dari Abdul Kadir, biar
> >bangsa ini mencatatnya ini adalah produk pendidika Suharto dan orde
> >baunya, aku serahkan kepada MU, Tuhan.
> >
> > Ikutilah dan belajarlah dari Letkol Hugo Chaves, Venezuela, yang ia
> >mendapat pendidikan militer di US Army Fort Benning, berani
> >menantang US as Rogue State.
> >
> > Kaplan H.A.

>